Al-Quds – Sahabat Palestina Memanggil+-

Khatib Masjid Al-Aqsha, Syekh Ikrimah Sabri, Senin (17/8/2020), menegaskan bahwa pembakaran Masjid Al-Aqsha, yang dilakukan oleh Zionis 51 tahun lalu, dan menghancurkan sebagian besar mushala al-Qibli, apinya masih menyala melalui penyerbuan orang-orang Yahudi ke halaman masjid.

Hal tersebut disampaikan Sabri dalam seminar yang diselenggarakan oleh Yayasan Internasional “Minbar Al-Aqsha”, dalam rangka peringatan 51 tahun pembakaran Masjid Al-Aqsha.

Syekh Sabri mengatakan, “Jumat depan bertepatan dengan peringatan pembakaran Masjid Al-Aqsha, yang terjadi pada Kamis 21 Agustus 1969, yang membakar mimbar Salahuddin Al-Ayyubi. Dan kebakaran terus menimpa Al-Aqsha, sejak saat itu hingga hari ini, berupa serbuan orang-orang Yahudi ke halaman Al-Aqsha.”

Dia menegaskan bahwa apa yang dilakukan para pemukim Yahudi adalah menyerbuan bukan ziarah atau pengunjung. Dia mengatakan, “Ada perbedaan antara penyerbuan dan ziarah. Peziarah atau orang yang berkunjung adalah orang yang memasuki rumah, dengan izin pemiliknya. Sedang penyerbuan adalah orang yang memasuki rumah dengan paksa dan tanpa izin pemiliknya.”

Dia menyatakan bahwa 0rang-orang Israel tidak berani menyerbu Al-Aqsha tanpa penjaga keamanan Israel. Ini menunjukkan bahwa mereka adalah agresor dan pengecut.

Dia menyerukan untuk menyebarkan narasi Islam yang berkaitan dengan Al-Aqsha dan al-Quds di dunia. Dia mengatakan, “Beberapa Muslim di dunia Arab dan Islam telah dipengaruhi oleh narasi Israel yang mempromosikan topik yang mereka klaim Kuil Yahudi.”

Dia menegaskan bahwa “tidak ada satu batu pun di Palestina yang menunjukkan keberadaan sejarah Ibrani-Yahudi kuno.”

Dalam pernyataan penutupnya, seminar ini merekomendasikan kepada para khatib agar berbicara tentang peringatan pembakaran Masjid Al-Aqsha dan tugas untuk mendukung kesucian Islam.

Pernyataan itu menyerukan untuk fokus pada sentralitas masalah al-Quds dan menolak semua upaya untuk memberangus isu persoalan Palestina melalui proyek-proyek yang sia-sia, mulai dari deal of century hingga proyek aneksasi, proyek pengakuan dan legitimasi pada pendudukan Zionis.

Seeminar menghimbau semua Muslim untuk mendukung saudara-saudara mereka di al-Quds dan tidak menyerahkan mereka kepada musuh, karena meningkatnya penghancuran rumah warga al-Quds baru-baru ini, merupakan bagian dari rangkaian yudisasi yang meningkat dan beragam bentuk.”

Pada 21 Agustus 1969, seorang ekstremis Yahudi asal Australia bernama Denis Michael Rohan menyerbu Masjid Al-Aqsha dari Bab Al-Ghawanimah dan membakar mushala Al-Qibli di Masjid Al-Aqsha.

Kebakaran terjadi di sayap timur mushola, yang terletak di sisi selatan Masjid Al-Aqsha. Api menghancurkan depan masjid, langit-langit, karpet, dan dekorasinya yang langka beserta semua Al-Qur’an dan perabotannya. Api merusak bangunan dengan kerusakan yang parah, sehingga membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk merenovasi dan memulihkan dekorasinya seperti semula.

Api juga menghancurkan mimbar masjid bersejarah yang dibawa oleh Salahuddin al-Ayyubi dari kota Aleppo, ketika umat Islam merebut kembali al-Quds pada tahun 1187 M. Mimbar yang indah ini memiliki tempat khusus, karena Sultan Nuruddin Zangi-lah yang memerintahkan pembuatannya untuk hari pembebasan al-Aqsha.

(sumber : info palestina)

Bagikan