Deir Balah, Sahabat Palestina Memanggil – Kesedihan menyelimuti sekolah Abdullah bin Rawahah yang ada di selatan Deir Balah, di Jalur Gaza, pada hari pertama masuk, Sabtu (16/11/2019). Mereka kehilangan tiga siswa yang berasal dari keluarga Sawarka, yang gugur dalam agresi terakhir penjajah Israel ke Jalur Gaza.

Di hari pertama masuk, para siswa sekolah Abdullah bin Rawahah membawa foto-foto rekan mereka yang gugur dalam agresi Israel (Waseem, Muhannad dan Muadz) yang hilang dari ruang kelas pada hari pertama masuk setelah agresi penjajah Israel ke Jalur Gaza berakhir.

Sekolah menggelar unjuk rasa dalam upacara pagi. Para siswa membacakan surat al-Fatihah untuk para korban yang gugur. Mereka juga mendengarkan pidato dari kepala sekolah seraya mengucapkan perpisahan dengan ketiga siswa sekolah tersebut yang menjadi korban.

Kesedihan anak-anak

Di jam pertama, seorang siswa kelas delapan, Muhanad Misy’al, merasakan kehilangan atas kepergian Waseem Sawarka yang biasanya duduk di baris ketiga di kelas terebut.

Muhannad berkata, “Kami kehilangan seorang siswa yang baik dari kelas kami dan membuat kami sangat sedih atas kepergiannya. Saya tidak percaya bahwa hari ini kami membacakan surat al-Fatihah untuknya dalam upacara sekolah.”

Sementara itu seorang siswa lain, Abdul Rahman Said, menyatakan kesedihannya atas kepergian rekan-rekannya. Dia bertanya-tanya, “Apa gunanya tentara Israel membunuh anak-anak keluarga Sawarka dan ketiga siswa tidak bersalah dari sekolah ini. Pesan saya adalah kami tidak peduli berapa lama pembunuhan itu terjadi, kami tidak akan meninggalkan tanah kami.”

Dia melanjutkan, “Teman saya adalah seorang siswa yang toleran, sopan, dan disiplin dalam pelajarannya. Saya tidak tahu bagaimana menggambarkan teman saya yang sudah pergi ini? Saya biasa belajar dengan teman sekelas saya di kelas tujuh ini. Hari ini dia tidak ada di bangkunya, tempat duduk yang ada di sebelah saya ini masih kosong.”

Sedang Naseem Abu Miri, seorang siswa kelas tujuh di Sekolah Abdullah bin Rawahah, melihat dari dekat tempat duduk rekannya Muhannad Rasmi Sawarka, yang ia tinggalkan untuk selamanya.

Dia mengatakan, “Mereka membom rumah Muhannad. Mereka membunuh semua anggota keluarganya. Saya sangat sedih. Di jam pertama sekolah, semua siswa berbicara tentang Muhannad dan kerabatnya yang dibantai habis agresi penjajah Israel.”

Sekolah para korban

Ibrahim Abu Khattab tidak berani menatap dari dekat wajah sedih para siswa dalam upacara pagi itu. Dia berusaha melihat mereka dari kejauhan untuk melanjutkan tugas keras menjaga keteguhan mereka sambil menghibur dan memberi semangat mereka untuk terus melanjutkan perjalanan pendidikannya.

“Saya menyerukan lembaga-lembaga hak asasi manusia dan lembaga-lembaga internasional untuk memberikan perlindungan kepada anak-anak yang menjadi sasaran pembunuhan oleh rudal-rudal Israel, sementara mereka adalah warga sipil yang sedang menikmati tidur di rumah-rumah mereka,” kata Abu Khattab.

Hisham al-Haj, direktur pendidikan yang berdiri di depan para siswa yang melangsungkan upacara di sekolah yang sedang berduka tersebut, menyatakan bahwa hari pertama belajar adalah hari yang yang dipenuhi kesedihan. Para guru berusaha menghibur anak-anak setelah kehilangan teman-teman sekelas mereka.

Dia melanjutkan, “Gempuran Israel telah menyebabkan 3 siswa sekolah ini gugur. Gempuran penjajah Israel juga menyebabkan ketakutan siswa serta menghalangi mereka untuk datang ke sekolah selama beberapa hari. Hari ini tugas kami melepaskan emosi mereka dan meningkatkan moral mereka untuk terus belajar.”

Akram Abu Amra, penasihat pendidikan di Sekolah Abdullah bin Rawahah, sedang berjuang keras untuk melaksanakan program terapi darurat yang dia bagi dengan guru-guru lain.

Abu Amra menegaskan bahwa sekolah telah kehilangan tiga siswa terbaiknya setelah rudal penjajah Israel merengguh nyawa mereka yang tidak bersalah tersebut.

“Kejahatan pembunuhan para siswa ini memiliki dampak dan pengaruh yang signifikan pada para siswa lain. Kami berusaha menyediakan program kuratif dan preventif bagi para siswa sejak jam pertama sekolah di hari pertama masuk,” imbuhnya

Foto-foto ketiga siswa yang gugur tersebut tersebar di dinding-dinding ruang kelas, mengumumkan kepergian tiga siswa yang dirampas oleh rudal penjajah Israel dan menghalangi mimpi kecil mereka, untuk melanjutkan perjalanan pendidikannya.

(sumber : info palestina)

 

Bagikan