Gaza – Sahabat Palestina Memanggil+-
Ketua Asosiasi Pengusaha Gaza, Ali Al Hayek menekankan, ekonomi Gaza tidak mengalami perkembangan yang positif selama tahun 2019 sebagai akibat dari blokade Israel yang berlanjut dan divisi Palestina hingga tahun ke 13, intervensi pemerintah yang terbatas, bantuan dan hibah internasional.
Dalam sebuah pernyataan persnya Al-Hayek memperingatkan, kondisi ekonomi, kemanusiaan dan sosial yang lebih buruk pada 2020 jika situasinya tetap sama dan dampak buruk dari krisis ini tidak segera dihentikan. Yang paling krusial adalah pengangguran, kemiskinan dan kerawanan pangan serta kelumpuhan yang dialami pasar karena kurangnya likuiditas uang tunai, juga Pada penghentian total sektor-sektor produktif dan pabrik-pabrik sehubungan dengan kurangnya bahan baku yang belum pernah terjadi sebelumnya, disamping pencegahan ekspor dan gagalnya pemberian kompensasi kepada para pemilik pabrik, juga akibat kerugian finansial yang ditimbulkan selama tahun-tahun pengepungan dan perang.
Al-Hayek mengatakan, kita berbicara tentang realitas ekonomi dan keuangan yang menyedihkan pada tahun 2019. Tingkat pertumbuhan di sebagian besar kegiatan ekonomi adalah nol. Kami telah memantau sekitar $ 1,158 miliar, yang merupakan tingkat tertinggi dalam sejarah sektor perbankan Palestina dan sektor swasta yang menyaksikan keruntuhan ekonomi terbesar dalam beberapa tahun terakhir, di mana kapasitas operasinya menurun Lebih hingga 15%, akibat kondisi khusus yang terjadi di Jalur Gaza, dibandingkan dengan sebelum dimulainya pengepungan Israel pada tahun 2006 yang mencapai 80%.
Al-Hayek menambahkan, perusahaan industri dan komersial yang sebagiannya ditunda menjadi prioritas utama untuk dipekerjakan kembali untuk mengurangi jumlah pengangguran dan orang miskin. Ia menekankan perlunya mengaktifkan kembali program pembangunan nasional untuk memompa kembali dana yang mengalir sektor ril yang terbukti efektif mengatasi ketidakseimbangan.
Al-Hayek menunjukkan bahwa laporan PBB baru-baru ini yang memperingatkan bahwa Jalur Gaza akan hidup dalam kondisi sulit mengingat tidak adanya pertumbuhan ekonomi, selain susah air bersih dan listrik. Ini masalah serius yang memerlukan intervensi mendesak oleh semua pihak lokal maupun internasional untuk mencegah hal ini terjadi, selain mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengakhiri hal ini.
Al-Hayek menuntut perlunya membebaskan blokade Gaza, membuka semua penyeberangan, mengizinkan transfortasi, bepergian, impor dan ekspor, membatalkan daftar barang-barang terlarang dan memungkinkan sektor industri untuk melakukan kegiatannya tanpa hambatan apapun. Konsekuensi bencana yang menyebabkan kehancuran, perekonomian Gaza, membebaskan sektor swasta untuk jangka waktu tertentu dari pajak dan peraturan yang mengikat mereka seperti berhenti menghitung sektor swasta sebagai sumur minyak dan didanai untuk kebutuhan pemerintah.
(sumber : info palestina)