Gaza – Sahabat Palestina Memanggil
Jaringan LSM Palestina pada hari Selasa (10/9/2019) menerbitkan sebuah makalah tentang defisit obat-obatan dan persediaan medis di LSM-LSM yang bekerja di sektor kesehatan di Jalur Gaza, serta implikasinya dalam memenuhi kebutuhan para pasien dan berbagai kalangan.
Makalah ini menunjukkan bahwa LSM-LSM kesehatan, yang terus melanjutkan aktivitas mereka di Jalur Gaza dalam keadaan sulit, mengalami kekurangan sumber daya yang parah sejak blokade Israel di Gaza 13 tahun yang lalu. Krisis sumber daya keuangan juga membengkak selama peristiwa Pawai Kepulangan Akbar di sepanjang perbatasan timur Jalur Gaza serta tingginya jumlah korban meninggal dan luka-luka, sehingga memakan banyak persediaan obat-obatan dan bahan medis.
Penuruan ini dikarenakan oleh sejumlah alasan, yang paling menonjol adalah kurangnya dana dan meningkatnya kebutuhan yang diakibatkan oleh tingginya jumlah korban terluka dalam pawai kepulangan.
Makalah ini mencerminkan hasil survei yang dibuat oleh Jaringan LSM Palestina selama Agustus 2019 di Jalur Gaza, yang mencakup 8 LSM di sektor kesehatan, tentang defisit obat-obatan dan bahan medis habis pakai di LSM-LSM kesehatan dan dampaknya terhadap kalangan yang menjadi sasaran.
Dari hasil survei ditemukan bahwa total kekurangan jenis obat-obatan di LSM-LSM kesehatan mencapai angka tinggi, di mana jenis obat-obatan yang pesediaannya nol mencapai 40%, selain itu jenis obat-obatan yang hanya cukup untuk 3 bulan mencapai 45%. Sedang berkenaan dengan bahan medis yang habis pakai, rata-rata total defisit di LSM-LSM kesehatan mencapai 55%.
Jaringan LSM kesehatan meminta perlunya mengambil tindakan serius untuk membebaskan blokade Israel di Jalur Gaza sesegera mungkin dan memasok semua obat-obatan, persediaan dan peralatan medis serta memfasilitasi pergerakan pasien. Agar mempercepat penyediaan dukungan keuangan kepada LSM kesehatan untuk memainkan peran mereka bari para pasien dan memberikan layanan darurat yang diperlukan untuk melindungi hak pasien dalam mendapatkan perawatan dan haknya mendapatkan layanan kesehatan, jauh dari segala tarikan politik.